KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Sosiologi dengan judul “Ekstrakulikuler
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)”. Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi
tugas sosiologi kelas XII semester II.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga Laporan
penelitian ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Cirebon,
28 maret 2015
Penyusun
Daftar
Isi
Kata
pengantar.................................................................................. i
Daftar
Isi.......................................................................................... ii
1.BAB
I PENDAHULUAN
1.1.Latar
belakang........................................................................... 2
1.2.Rumusan
Masalah..................................................................... 3
1.3.Tujuan........................................................................................ 3
1.4.Manfaat...................................................................................... 4
2.BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1.Kajian
Pustaka........................................................................... 5
2.2.Kerangka
Brfikir....................................................................... 8
3.BAB
III METEDOLOGI PENELITIAN
3.1.Waktu dan
Tempat.................................................................... 9
3.2.Metode
Penelitian................................................................... 10
3.3.Teknik
Nonprobiliti............................................................... 10
3.3.Teknik
Pengambilan data....................................................... 10
4.BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi
tempat penelitian..................................................
11
4.2.Hasil
Penelitian....................................................................... 12
5.BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1.Kesimpulan............................................................................. 14
5.2.Saran........................................................................................ 14
Daftar Pustaka............................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.
1. LATAR BELAKANG
Belajar,
khususnya dalam pendidikan, bukanlah sekedar transmisi ilmu pengetahuan sebagai
fakta. Tetapi lebih dari itu, belajar adalah mengolah daya penalaran sebagai
bekal dasar setiap warga Negara yang bertanggung jawab. Teori belajar
mengatakan kepada kita bahwa proses belajar tidak terjadi dalam ruang kosong.
Data ilmu pengetahuan hanya dapat di serap dalam kaitannya dengan dunia nyata,
terutama pendidikan bangku dasar.
Dewasa
ini, salah satu kurikulum yang ada di SMA adalah kegiatan ektrakulikuler.
Ekstrakulikuler adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi di
sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga universitas. Ektrakulikuler
bertujuan untuk mengembangkan potensi, minat, bakat dan hobi yang dimiliki
peserta didik. Kegiatan ini dilakukan diluar jam pelajaran sekolah tanpa
mengganggu kegiatan KBM (kegiatan belajar mengajar),artinya bisa saja
dilaksanakan pada sore hari atau hari libur. Kegiatan ini dilakukan secara
swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis
kegiatan diluar jam pelajaran sekolah.
Ekstrakulikuler
baik disekolah maupun diperguruan tinggi telah berlangsung lama dan diikuti
para siswa. Kehadiran kegiatan ekstrakulikuler disamping kegiatan intra
kurikuler dimungkinkan karena banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan
tersebut. Ekstrakulikuler dapat di sebut sebagai bagian dari pendidikan dalam
arti luas. Dengan demikian kegiatan ini juga merupakanproses yang sistematis
dan sadar dalam membudayakan warga negara muda agar memiliki kedewasaan sebagai
bekal hidup. Kegiatan ekstrakulikuler bersifat akademik dan non akademik, misalnya,
olahraga,kesenian,dan KIR (kelompok ilmiah remaja) serta berbagai macam
keterampilan serta kepramukaan. Dengan adanya kegiatan Ekstrakulikuler ini,
sekolah mendapat pencitraan yang baik dari pengembangan diri.
Di
SMA N 9 Cirebon sendiri ekstrakulikuller yang dilakukan setelah kegiatan
belajar, dimana siswa melakukan kegiatan ekstrakulikuler itu mulai dari
sepulang sekolah pukul 14.30 hingga waktu yang di tentukan setiap pengurus
organisasi tersebut. Ekstrakulikuler di SMA N 9 Cirebon memiliki segudang
prestasi dan kegiatan-kegiatan yang banyak memenangkan penghargaan. SMA N 9 Cirebon
memang menonjol di bidang ekstrakulikuller, hal ini di buktikan dengan
banyaknya penghargaan yang ia dapat, mulai dari juara lomba
paskibra,teater,hingga lomba karya ilmiah dan lomba-lomba ekstrakulikuler
lainnya.
Namun siswa/siswi di
SMA N 9 Ciirebon saat ini lebih tertarik
kepada ektrakulikuler nonakademik. Seperti Basket,Teater,Paskibra,Pramuka,dan
lainnya.
Berdasarkan
permasalahan di itu kami tertarik untuk melakukan observasi di sekolah mengenai
ekstrakulikuler yang memiliki peminat yang kurang banyak daripada
ekstrakulikuler lain di SMA N 9 CIREBON, dimana kami akan memfokuskan
permasalah tersebut terhadap ekstrakulikuler KIR,yang belakangan ini kurang
diminati oleh anak kelas X angkatan tahun 2015. Dan judul observasi tersebut
berjudul “Evektivitas kegiatan ekstrakulikuler (studi kasus ekstrakulikuller
KIR di SMA N 9 Cirebon)”. Evektivitas
ialah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas,dan
waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin
tinggi evektivitasnya (Hidayat, 1986).
Kelompok
Ilmiah Remaja (KIR) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan
yang menghasilkan karya ilmiah. KIR merupakan ekstrakulikuler di SMP maupun
SMA, ini merupakan organisasi yang sifatnya terbuka bagi remaja yang ingin
mengembangkan kreativitas, didirikan oleh UNESCO tahun 1963. Ekstrakulikuler
KIR bertujuan untuk mengembangkan sikap ilmiah,menumbuhkan kejujuran dalam
memecahkan permasalahan praktikum yang sistematis,objektif,dan rasional,serta
belajar berinteraksi dan berorganisasi dalam suatu ekstrakulikuler sehingga
akan didapatkan kompetisi individual untuk mengembangkan diri dalam setiap
aspek kehidupan.
Manfaat
KIR bagi setiap anggotanya dalam aspek pengetahuan dan aspek lainnya seperti
membangkitkan rasa ingin tahu,daya nalar, serta kreatifitas terhadap suatu
pembahasan praktikum,menambah wawasan terhadap masing-masing bidang KIR
(Fisika,Kimia,dan Biologi), meningkatkan keterampilan menguasai setiap teori
dan praktek pada setiap praktikum,memperluas wawasan komunikasi melalui
pengalaman diskusi,kompetisi internal KIR,mengenal cara-cara berorganisasi
untuk pengembangan sikap dan kepribadian,sebagai ajang unjuk prestasi dalam
setiap agenda kompetisi internal.
Kendala
yang di hadapi ekstrakulikuler KIR sendiri adalah kurang tertariknya minat
siswa terhadap ekstrakulikuler di SMA N 9, hal ini terlihat dari sikap mereka
yang lebih menyukai esktrakulikuler nonakademik,seperti
lahraga,paskibra,pramuka dan sebagainya. Oleh karena hal tersebut kami akan
merangkumnya dalam laporan penelitian kami ini.
1.2. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
Pengelolaan kegiatan ekstrakulikuler KIR di SMA N 9 Kota Cirebon?
2. Apa
saja kegiatan program kerja dalam ekstrakulikuler KIR di SMA Negeri 9 Cirebon?
3. Apakah
kendala yang di hadapi kegiatan KIR di SMA N 9 Cirebon?
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui
pengelolaan ekstrakulikuller KIR di SMA N 9 Cirebon & mengetahui
pelaksanaan pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuller
2. Mengetahui berbagai kegiatan program kerja
ekstrakulikuller KIR i SMA N 9 Cirebon
3. Mengetahui berbagai kendala dalam pelaksanaan
kegiatan ektrakulikuller KIR
1.4.
Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
:
1. Hasil penelitian ini menyumbang bagi ilmu
pengetahuan mengembangkan ilmu pendidikan. Khususnya di bidang Ekstrakulikuler.
1.4.2. Manfaat Praktis
:
1. Hasil penelitian ini bisa menjadi contoh bagi
penelitian sejenis
2. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi
pembina ekstrakulikuler KIR sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukkan
dalam meningkatkan kegiatan ekstrakulikuler yang dapat mempengaruhi secara
positif terhadap aktivitas belajar siswa.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1.
KAJIAN TEORITIS
2.1.1. KAJIAN PUSTAKA MENGENAI PENGERTIAN
EFEKTIFITAS
1).
Pengertian Efektivitas
Pada
umumnya efektivitas sering dihubungkan dengan efisiensi dalam pencapaian dan
tujuan organisasi. Padahal suatu tujuan atau saran yang telah tercapai sesuai
dengan rencana dapat dikatakan efektif, tetapi belum tentu efisien. Walaupun
terjadi suatu peningkatan efektifitas dalam suatu organisasi maka belum tentu
itu efisien. Jelasnya, jika sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan
yang di rencanakan sebelumnya dapat dikatakan efektif. Jadi, bila suatu
pekerjaan itu tidak selesai sesuai waktu yang telah ditentukan maka dapat
dikatakan tidak efektif. Efektifitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan
atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan adanya
keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi.
Efektifitas berasal dari kata efek yang artinya berpengaruh
yang di timbulkan oleh sebab , akibat/dampak. Efektif yang artinya berhasil,
sedang efektifitas menurut bahasa ketepat gunaan, menunjang tujuan.
Secara umum teori
efektifitas berorientasi pada tujuan, sebagaimana Etzioni mengatakan
efektifitas adalah derajat organisasi sampai pada tujuan. Sedang menurut
pendapat Stress, kefektifan adalah penekanan pada kesesuaian hasil yang dicapai
organisai dengan tujuan yang akan dicapai.
Hal
tersebut juga sejalan dengan pendapat yang dikemukaan sedarmayanti dalam
bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan produktifitas kerja mengenai
pengertian efektifitas yaitu : “efektifitas merupakan suatu ukuran yang
memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Pengertian efektifitas
ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah pengguanaan masukan
kurang menjadi perhatiaan utama. Apabila efesiensi dikaitkan dengan efektifitas
makan walaupun terjadi peningkatan efektifitas belum tentu efisiensi
meningkat.” (Sedarmayanti,2001:59).
Pengertian
efektifitas menurut ensiklopedia administrasi karangan The Liang Gie, dkk
(1989:190) adalah : “terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam
suatu perbuatan setiap pekerjaan yang efisien tentu juga bersifat efektif.
Karena dilihat dari segi hasil,tujuan,atau akibat yang dikehendaki dengan
perbuatan itu telah tercapai bahkan secara maksimal (mutu atau jumlahnya).
Sedanglan
menurut Georgopolus dan Tannembaum (1985:50) “Efektifitas ditinjau dari sudut
pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi harus mempertimbangkan
bukan saja sasaran organisasi tetapi juga mekanisme mempertahankan diri
mengejar sasaran. Dengan kata lain penilaian efektifitas harus berkaitan dengan
masalah sasaran maupun tujuan.”
Dari
pengertiaan diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas lebih di titik beratkan
pada tingkat keberhasilan organisasi (sampai sejauh mana organisai dapat
dikatakan berhasil) dalam usaha mencapai sasaran yang telah dipilih, sedangkan
efisiensi lebih menitik beratkan pada kemampuan organisai dalam menggunakan
sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
2.1.2. KAJIAN
PUSTAKA MENGENAI PENGERTIAN EKSTRAKULIKULER & EKSTRAKULIKULER KARYA ILMIAH
(KIR)
2). Pengertian
Ekstrakulikuler
Ekestrakulikuler
(biasa disingkat “eskul”) merupakan
kegiatan penunjang kegiatan interakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler
berlangsung diluar jam belajar dan umumnya berlangsung setelah jam pelajaran
usai (telah pukul14.15). Menurut kamus
besar indonesia (2002:291) ekstrakulikuler adalah “suatu kegiatan yang berada
diluar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan
dan pembinaan siswa.” Kegiatan ekstrakurikuler sendiri
dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini membeir keleluasaan
waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis
kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka.
Menurut
Rusli Lutan (1986:72) “program ekstrakulikuler merupakan bagian internal dari
proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara
kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler sesungguhnya tidak dapat
dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakulikuler perpanjangan pelengkap atau penguat
kegiatan intrakulikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan
potensi anak didik mencapai tarap maksimal.”
Karya
Ilmiah Remaja adalah remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang
menghasilkan suatu hasil yang disebut karya ilmiah. Karya ilmiah itu sendriri
mempunyai arti sebagain suatu karya yang dihasilkan melalui cara berpikir yang
menurut kaidah penalaran yang logis, sistemastis, rasional dan ada koherensi
antar bagian-bagiannya. Kelompok Ilmiah Remaja ini merupakan suatu organisasi
yang bersifat terbuka bagi remaja yang ingin mengembangkan kreatifitas dan
teknologi pada masa kini maupun masa mendatang.
Menulis karya ilmiah merupakan salah satu bentuk
kegiatan menulis dengan didasarkan pada kemampuan yang berpikir logis serta
dapat dipertanggung jawabkan. Pembelajaran menulis karya ilmiah pada jenjang
SMA difokuskan melalui kegiatan pembinaan ekstrakurikuler kelompok kerja Karya
Ilmiah Remaja (KIR). Pembinaan ekstrakurikuler penulisan KIR kurang diminati
oleh siswa disebabkan belum tersedianya media pembinaan yang mendukung proses
kegiatan ekstrakurikuler KIR. Maka dari itu, media dibutuhkan untuk mengatasi
hambatan belajar dan mendukung kelancaran pembinaan ekstrakurikuler KIR. Tujuan
pengembangan media ini adalah menghasilkan produk sebagai wadah pembinaan
ekstrakurikuler KIR serta untuk mengetahui kelayakan media tersebut dalam
kegiatan pembinaan KIR.
Namun, ada beberapa kendala dalam ektrakulikuller
KIR di SMA N 9 Cirebon, kendala yang paling kompleks yaitu sedikitnya anggota
KIR,dan tak adanya partisipasi dari kelas X,sebagai generasi penerus untuk
ekstrakulikuller ini, dimana remaja saat ini lebih menyukai hal-hal yang
intensitas berfikirnya terbatas dan berbau pergaulan yang mengikuti zaman
dimana lebih menitik beratkan kepada gaya hidup kebarat-baratan dan malas
melakukan hal rumit karena lebih menyukai hal-hal yang mudah dan instan.
* Efektifitas
berasal dari kata efek yang artinya berpengaruh yang di timbulkan oleh sebab ,
akibat/dampak. Efektif yang artinya berhasil, sedang efektifitas menurut bahasa
ketepat gunaan, menunjang tujuan.
*
Menurut kamus besar indonesia (2002:291) ekstrakulikuler adalah “suatu kegiatan
yang berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan
kepemimpinan dan pembinaan siswa.”
2.2.
KERANGKA BERFIKIR
Efektivitas
Ekstrakulikuller
KIR
|
Pengelolaan Ekstrakulikuller KIR di
SMA N 9 CIREBON
|
Kendala kegiatan Ekstrakulikuller
KIR
|
Program kerja ekstrakulikuller KIR
di SMA N 9 Cirebon
|
Pengelolaannya di management sendiri oleh para anggota
KIR dengan pengawasan dan bimbingan dari pembina KIR.
|
1. kurangnya minat siswa terhadap ekstrakulikuller ini.
2. pengemasan ekstrakulikuller yang kurang menarik
|
1. mengikuti lomba-lomba
2. persiapan olimpiade
3. persiapan menggunakan alat peraga apa saja yang akan
digunakan
|
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1
WAKTU DAN TEMPAT
3.1.1 WAKTU PENILITIAN
Program
penelitian kami di laksanakan mulai minggu ke-2 pada bulan Januari,berikut
bentuk rincian penelitian kelompok kami :
TABEL
PENELITIAN 3.1
NO.
|
KETERANGAN
|
BULAN
|
|||||||||||
JANUARI
|
FEBUARI
|
MARET
|
|||||||||||
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
penelitian topik/tema
|
x
|
|||||||||||
2.
|
perumusan bab i
|
x
|
|||||||||||
3.
|
perumusan bab ii
|
x
|
|||||||||||
4.
|
pembuatan bab iii
|
x
|
|||||||||||
5.
|
pedaran wawancara
|
x
|
|||||||||||
6.
|
penelitian lapangan
|
x
|
|||||||||||
7.
|
penyusunan bab iv
|
x
|
x
|
||||||||||
8.
|
penyusunan bab v
|
x
|
x
|
||||||||||
9.
|
Lampiran
|
x
|
x
|
||||||||||
10.
|
penyusunan laporan penelitian secara keseluruhan
|
x
|
|||||||||||
Sumber; hasil
olahan pribadi
3.1.2
TEMPAT
Kami melakukan penelitian di
lingkungan SMAN 9 CIREBON,karena kami bersekolah di SMAN 9 CIREBON dan karna
kami bertujuan meneliti ekstrakulikuler KIR di SMAN 9 CIREBON.
3.2
METODE PENELITIAN
3.2.1 JENIS PENELITIAN
Metode
Yang kami gunakan adalah kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu pendekatan
yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan
data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di
tempat penelitian (Mcmillan dan Schumacher,2003). Adapun penelitian dari kami
efektifitas pengelolaan KIR (pendalaman materi).
3.2.2
SUBJEK PENELITIAN
SUBJEK
:
Pembina
KIR
Pembina
OSIS
Ketua
KIR
Anggota
KIR (X dan XI)
Murid-Murid
SMAN 9 CIREBON
3.3
TEKNIK NONPROBILITI
Simpling bertujuan (nonprobilitas) adalah Teknik non-probilitas
merupakan teknik yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik ini terdiri sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental,
sampling purposive, sampling jenuh
dan snowball sampling. nonprobability
sampling seringkali menjadi alternative
pilihan dengan pertimbangan yang
terkait dengan penghematan biaya,
waktu dan tenaga serta keterandalan
subjektifitas peneliti.
3.4
TEKNIK PENGAMBILAN DATA
3.4.1 SAMPEL
•Pembina osis : - Sofyan
Hadi spd
•Pembina KIR : - Sri Sunarti spd
• Ketua KIR : - Lisa Julaeha
• Anggota KIR : - Sigit
• Siswa kelas XI : - Lia
Apriliani (XI IPA 3)
- Shifa (XI IPS 1)
•Siswa Kelas X : - Asih
(X-2)
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Tempat Penelitian
4.1.1.
Kondisi Fisik
SMA
N 9 Cirebon terletak dijalan pramuka Kebon Pelok Kecamatan Harjamukti Kelurahan
Kalijaga, sebelah lapangan kebon pelok, jarak antara pusat kota dengan SMA N 9
Cirebon ialah
4.1.2.
Visi-Misi SMA N 9 Cirebon
*Visi
Sekolah
Unggul dalam prestasi,luhur dalam perilaku,dan
perduli lingkungan tahun 2006. Indikator :
·
Meningkatnya peserta didik yang
berprestasi dibidang akademik
·
Meningkatnya peserta didik yang
berprestasi dibidang non akademik
·
Meningkatnya lulusan yang masuk PMDK
semakin meningkat prosentasenya setiap tahun
·
Meningkatnya lulusan yang masuk ke PTN
atau PTS semakin meningkat prosentasenya setiap tahun
·
Meningkatnya peserta didik dan lulusan
yang berakhlak karimah
·
Meningkatnya peserta didik yang taat
dalam melaksanakan IMTAQ
·
Meningkatnya peserta didik lulusan yang
kreatif dan mampu berkompetitif dalam dunia kerja
*Misi
Sekolah
·
Meningkatkan kegiatan belajar mengajar
yang efektif ,baik, intraktif,maupun ekstrakulikuller dibidang akademik.
·
Meningkatkan kegiatan ekstrakulikuller
dibidang non akademik.
·
Meningkatkan profesionalisme personal
dalam melaksanakan tugas sehari-hari
·
Meningkatkan pengalaman ajaran agama dan
budi pekerti luhur
·
Mengembangkan kultur sekolah yang
kondusif
·
Mengembangkan kegiatan ekstrakulikuller
dan mulok
·
Mengembangkan pengetahuan melalui
pengadaan buku-buku perpustakaan
·
Menghemat penggunaan energi
4.1.3 Jumlah Siswa SMA
N 9 Cirebon : 598
4.1.4 Jumlah Guru SMA N
9 Cirebon : 75 (sudah +TU)
4.2.1. Hasil Penelitian
Dari
hasil wawancara kami didapatkan bahwa ekstrakulikuler di SMA N 9 Cirebon belum
ada perkembangan secara signifikan. Ini dapat dilihat dari perkembangannya yang
masih sama dengan tahun-tahun lalu, hal tersebut dikemukakan oleh Bapak Sofyan
Hadi Spd “secara umum jika boleh saya katakan perkembangan ekstrakulikuler di
SMA N 9 Cirebon relatif sama seperti tahun-tahun sebelumnya karna ada perubahan
dari kurikulum 2013 dimana kami menyiapkan dari sekolah itu satu hari untuk
ekstrakulikuler agar terfokus,namun karena ada perubahan kembali ke KTSP jadi
ekstrakulikuler kembali diadakan sore hari...”
Dikatakan
pula bahwa ekstrakulikuler yang masih berjalan dengan baik ialah
ekstrakulikuler inti,yaitu P3K : Pramuka,Paskibra,dan PMR. Namun ada
eksrtakulikuler lain yang masih aktif pula seperti GreenSchool,KIR dsb.
Berbicara mengenai ekstrakulikuler KIR kami menanyakan pula apa yang mereka
ketahui mengenai ekstrakulikuler di SMA N 9 Cirebon,terutama ekstrakulikuler
KIR, beliau mengungkapkan bahwa “secara administratif semau yang berkaitan
dengan ekstrakulikuler memang ada dibagian kesiswaan jadi memang kami yaitu
saya dan Pak Maman yang menyusun program-program ekstrakulikuler mulai dari
penjadwalan,pembinaan,kemudian evaluasi selama kegiatan. Diikuti dengan
pertimbangan hal-hal tertentu......KIR merupakan Karya Ilmiah Remaja dimana
kita ketahui remaja-remaja kreatif yang kritis,alhamdulillah pembinanya sendiri
Ibu Sri Sunarti dan ketua KIR saat ini yaitu Lisha sangat aktif mengelola KIR
salah satu budang garapannya kemarin mengikuti olimpiade Sains Nasional yang
diselenggarakan dikota Cirebon...”
Pengelolaan
KIR sendiri dilakukan oleh anggotanya dengan bimbingan dan pengawasan dari
pembina, hal ini juga dikemukakan oleh ananda Sigit selaku Anggota KIR bahwa
“...pengelolaan kami kordinir sendiri dengan pengawasan dan bimbingan dari Ibu
Sri Sunarti.” Hal serupa diungkapkan Ibu Sri Sunarti yang mengatakan bahwa
“Pengelolaan KIR anak-anak yang memanagement dan anak-anak sendiri yang
mengelola sedangkan pembina hanya mangarahkan dan memberikan bimbingan mengenai
pengelolaannya.” Dikemukakan oleh ketua KIR yaitu Lisa, saat ini anggota KIR
ada 26 siswa.
Organisasi
KIR :
·
Ketua : Lisa Jualeha (XI IPA 2)
·
Bendahara : Putri Riyani (XI IPA 1)
·
Angggota : Widia (XI IPA 2),Ayu (XI IPA
2),Nur Azako (XI IPA 2) ,Dian (XI IPS 5),Shiva(XI IPS 5),Anisa (XI IPS 1),Karin
(XI IPS 5),Sherly(XI IPS 5),Sigit (X IPA 2) dll.
Jadwal kumpulnya setiap
hari rabu dan jum’at setelah pulang sekolah.
Program kerja KIR
meliputi :
-
Mengikuti lomba-lomba
-
Persiapan Olimpiade
-
Persiapan membuat alat peraga apa saja
yang digunakan untuk mengikuti lomba-lomba
Namun disamping itu KIR
mempunyai kendala pada jumlah peminatnya dimana tidak ada anggotanya yang
berasal dari kelas X, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian kami dengan
ketua KIR dimana anggotanya tidak ada yang berasal dari kelas X dan diperkuat
dengan pernyataan Ibu Sri Sunarti, bahwa “Kurang minatnya siswa terhadap bidang
akademik,dan KIR merupakan ekstrakulikuler dibidang akademik,dan sepertinya
siswa/siswi SMA N 9 Cirebon lebih menyukai yang berbau fisik atau nonakademik”.
Hal ini dikemukakan
pula oleh Bapak Sofyan Hadi : “....anak remaja sekarang lebih mementingkan
kegiatan-kegiatan yang tidak berfikir dalam artian intensitas berfikirnya
terbatas,dibanding ekstrakulikuler lain yang lebih kefisik,dan mungkin mereka lebih
tertarik kepada ekstakulikuler fisik sepertiolahraga,KIR memang saya akui
minatnya sangat sedikit karena lebih mengedepankan pengetahuan.” Jadi dapat
dikatakan bahwa minat siswa menjadi alasan kuat adik-adik kelas X tidak
bergabung dan mengikuti ekstrakulikuler KIR.
Hasil
wawancara kami dengan beberapa siswa/siswi kelas XI dan X juga menunjukkan
bahwa ketidak tertarikan mereka ialah karena mereka lebih menyukai
ekstrakulikuler nonakademik. Hal ini diperjelas oleh ungkapan dari Lia
Apriliani (XI IPA 3) dia lebih tertarik kepada ekstrakulikuler Pramuka.
Menurutnya ekstrakulikuler Pramuka lebih menantang dan memacu rasa
keingintahuannya terhadap alam dan lingkungan “Menurut saya ekstrakulikuler
pramuka lebih menarik untuk saya ini karena saya menyukai hal yang berbau
alam...”
Menurutnya juga KIR
merupakan ekstrakulikuler yang bagus namun mungkin kurangnya minat itu dari
segi pengemasan dan menurutnya juga KIR keaktifannya dalam mengikuti
lomba-lomba masihlah kurang.
Hasil
wawancara kami dengan kelas X pun menyatakan demikian. Seperti yang dikemukakan
Asih (X-2) bahwa ia lebih tertarik mengikuti ektrakulikuler PMR, karena
menurutnya PMR memiliki tugas mulia menolong teman-teman yang sedang sakit. Menurutnya
KIR juga ekstrakulikuler yang bagus, namun pengemasan konsep yang dikemukakan
pada saat promosi ekstrakulikuler dilapangan atau di kelas X.
4.2.2 Pembahasan
Dari yang dikatakan oleh Bapak
Sofyan Hadi Spd. Bbahwa ekstrakulikuler diadakan sore hari dan hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh kamus besar indonesia (2002:291) yaitu : ekstrakulikuler
adalah “suatu kegiatan yang berada diluar program yang tertulis di dalam
kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.”
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil keseluruhan bab dapat disimpulkan bahwa ekstrakulikuller KIR dari segi
faktor Internal ialah pendapat siswa/siswi yang menganggap ekstrakulikuller KIR
membosankan dan kurang menarik. Sedangkan dari faktor Eksternal ialah ajakan
teman yang memberi pengaruh terhadap anak-anak untuk memilih ekstrakulikuller
apa yang ingin mereka ambil.
Inilah
mengapa banyak anak kelas X tidak tertarik bahkan tidak ada yang memilih KIR,
kurangnya motivasi dan semangat dalam hal akademik sangant berpengaruh, seperti
yang diungkapkan oleh Bapak Sofyan Hadi, dimana pergesran pola pikir remaja
masa kini memang sangat jelas, mereka lebih menyukai hal fisik, akibatnya
anak-anak masa kini lebih kepada kekerasa daripada keritis,sistematis,dan
berfikir maju. Dapat sisimpulkan juga bahwa efektifitas ekstrakulikuler KIR
belum tercapai,dimana menciptakan remaja yang kritis dan kratif terhalan oleh
kendala minat siswa atau ketertarikan siswa/siswi terhadap ekstrakulikuler
tersebut.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian
·
Anggota KIR agar lebih membuat konsep
yang menarik untuk mempromosikan KIR agar siswa/siswi tertarik terhadap
ekstrakulikuler tersebut.
·
Pihak sekolah harus terus meningkatkan
kreatifitas dengan membangun sarana dan prasarana yang menunjang dan dapat
memotivasi siswa-siswi untuk terus menanamkan budaya kreatif disekolah. Dan
juga program atau kegiatan-kegiatan yang lain dapat ter realisasikan dengan
baik.
Daftar
Pustaka
kurag lengkap gan tentang penelitiannya
BalasHapuskurag lengkap gan tentang penelitiannya
BalasHapusyang buat penelitiannya siapa ya?
BalasHapusLanjutttttt
BalasHapus